Ciuman demi ciuman yang dibagi di antara mereka tak kunjung berhenti. Mingyu sudah siap berangkat ke kantor, dengan tas kerja dan setelan jas lengkap, berdiri di teras depan rumah. Yang menahannya adalah sesosok Omega yang menciumi bibirnya terus-terusan. Wonwoo melingkari lengan di leher Mingyu, sementara tangan Mingyu mengelus pinggang ramping Wonwoo.
Ketika Minghao kembali dari kantor klien, dilihatnya sebuah tas kertas sudah bertengger di mejanya. Dibungkus rapi oleh bebatan kain, kali ini bukan kotak kertas seperti biasa, melainkan kotak bekal betulan. Warnanya hijau dan ada gambar tokoh kartun berbentuk kodok pada tutupnya. Isinya nasi ditabur wijen hitam, sepertinya hidangan daging dengan bawang bombay, lalu telur gulung, rumput laut, selada sayuran dan tomat ceri.
Minki mengulurkan sekotak cokelat pada Minghao yang tengah menikmati pastel tutup, kudapan yang disediakan pemuja rahasianya. Gambar pada kotaknya membuat mata Minghao melebar senang.
Tidak ada yang bersuara setelahnya. Mingyu terlalu sibuk memproses apa yang baru saja terjadi dan Minghao diam seribu bahasa. Kerah kemudian dilepas. Punggung kembali bersandar ke kursi. Handphone menelungkup di atas meja, menjadi sumber kebencian saat ini.
Mingyu tidak tahu kenapa Minghao ingin bertemu dengannya setelah kejadian itu. Dia pikir dirinya akan diamuki, dihajar atau perlakuan setimpal lainnya. Dia tahu dia salah, tapi dia tahu, jauh di dalam hati, dia juga tidak menyesalinya.
Minghao memencet send di aplikasi Whatsappnya. Jihoon barusan menanyakan mengenai follow up klien yang dia pegang. Ada sedikit kendala, sesuatu tentang barang tertahan di bea cukai.
Wonwoo tersenyum tenang, kontras terhadap paras Soonyoung saat ini. Kembali mereka berempat duduk di sofa ruang tamu dengan posisi persis seperti tadi: Soonyoung dan Wonwoo bersebelahan di satu sofa, orangtua Soonyoung di seberang mereka. Meski agak heran, untungnya mereka tidak bertanya macam-macam sebelum penjelasan datang.
Soonyoung menghampiri Wonwoo dari belakang. Setelah percakapan mereka, Soonyoung melipir ke dapur untuk membantu ibunya menyiapkan makan siang (yang dengan sigap diusir ibunya supaya Soonyoung menyiapkan meja makan saja). Wonwoo diajak mengobrol oleh ayah Soonyoung di teras halaman belakang, sebelum ia ditinggalkan seorang diri karena handphone ayah Soonyoung berbunyi.
Soonyoung menemukan kekasihnya duduk sendirian saja memandangi halaman belakang mereka.