Part 47
“Selamat malam,” Tuan Kim berdiri di ambang pintu dengan topi ditekan ke dadanya. Senyumnya merekah pada paras lembutnya. “Apakah saya boleh masuk?”
narrative writings of thesunmetmoon
“Selamat malam,” Tuan Kim berdiri di ambang pintu dengan topi ditekan ke dadanya. Senyumnya merekah pada paras lembutnya. “Apakah saya boleh masuk?”
Bagai badai, kejadian itu mereda seketika. Setelah Tuan Kim menyelesaikan urusannya dengan Dokter Jeon, Alpha itu pun pergi bersama Tuan Kwon dan Tuan Wen. Sungguh pemandangan yang tidak biasa bagi kedua pasangan Beta tersebut, memandangi punggung orang-orang yang berkedudukan tinggi melebur di antara rakyat yang tidak tahu-menahu siapa sebenarnya mereka.
“Yo~” cengirnya merekah. Lalu, kedipan sebelah mata. “Kenalin, Wen Junhui. Bukan siapa-siapa, so don't bother. Cuma lagi perlu beli obat terus ngeliat Beta cantik ini jaga toko~“
“Selamat dat—Tuan Kim!”
Sang Alpha tersenyum sopan. “Selamat siang, Tuan Seo,” sapanya kembali. Ada bekas serpihan salju di bagian bahu mantel panjangnya, namun ia tidak mengindahkan.
”!!”
Tik, tok, tik, tok.
Bunyi jarum jam belaka yang menemani kedua insan yang terduduk diam dalam kesendirian. Api perapian merefleksikan bayangan dari benda-benda di sekitarnya. Pipi Joshua masih memerah, dan, saat dia melirik diam-diam, mencuri pandang, dilihatnya pipi Tuan Kim sama merahnya.
Raut anak itu berubah masam ketika melihat siapa yang ada di sana.
“Joshua,” ibunya memanggil. “Tuan Kim datang untuk berbicara denganmu.”
Tuan Kim mengerjapkan matanya. Di hadapannya, ada seorang ibu yang sungguh jelas tidak ingin asal dalam memberikan restu. Tuan Kim paham. Dirinya Alpha asing. Jauh, jauh lebih tua dari putranya, Omega yang belum tersentuh siapapun. Tuan Kim sangat paham. Apabila ia yang memiliki anak seorang Omega dan ada seorang Alpha datang padanya untuk meminta restu, ia sendiri mungkin sudah mengusir Alpha itu begitu batang hidungnya muncul di ambang pintu.
Paham betul, tapi...