Part 57

#gyushuaabo

“Mingyu!”

“Selamat malam, Joshua,” dia tersenyum lembut ketika pintu dibuka.

Malam di tengah musim semi itu begitu sejuk, namun anginnya cukup dingin. Joshua membuka pintu lebih lebar untuk mempersilakan sang Alpha masuk. Begitu pintu dibuka, barulah dia sadar kalau Mingyu nggak datang sendirian.

“Ah, saya harap Anda tidak keberatan. Saya ke sini sebenarnya untuk menemani.”

“Hey, Hong~” kedipan sebelah mata.

Joshua mengerjap beberapa kali.

“Yoon Jeonghan?”


“Musim panas besok?”

“Benar sekali, Nyonya Hong,” Omega itu mengangguk-angguk. “Karena itulah, aku berniat mengundang Hong menjadi pendamping Omegaku.”

Kernyitan nampak di kening si anak. “Tapi...aku kan bukan siapa-siapa,” ucapnya. “Kamu nikahnya sama raja lho. Raja. Ya masa rakyat biasa kayak aku yang nemenin kamu di pelaminan.”

“Jangan senang dulu, Hong~” cengir Omega yang lebih tua. “Tentu saja kau tidak berpikir pendampingku hanya kau, bukan~?”

Well.

“Adik-adikku yang manis, jelas. Tapi aku ingin Kim berada di situ juga,” ditepuk-tepuknya punggung tangan sang Alpha dan, disadari ato enggak, ngebuat kernyit di kening Joshua mendalam. “Dia teman lamaku, Kim Tua yang baik ini. Tapi karena dia Alpha, maka dia akan berada di sisi Cheol. Adik-adikku dipasangkan dengan dua anggota keluarga Cheol.

Nah, biar seimbang, maka aku perlu pendamping untuk Kim! Dan pendamping mana lagi yang lebih tepat selain Omeganya, bukan?”

Joshua menunduk, berusaha menyembunyikan rasa malunya, persis saat Mingyu membuang muka dan membekap bagian bawah wajahnya. Sialnya, nggak ada yang bisa mereka lakukan untuk membantah apa yang Yoon Jeonghan bilang barusan. Ibunya terkekeh perlahan, menertawai kegemasan kedua (calon) pasangan tersebut.

“Saya rasa ide Anda bagus sekali, Tuan Yoon,” sambut ibunya dengan senyuman lebar.

“Benar, kan? Saya senang Anda menyetujui hal ini, Nyonya Hong!”

“Sebentar,” Joshua mengangkat tangan. Rupanya ibunya plus Yoon Jeonghan adalah formula yang berbahaya. “Mendingan kita tanya dulu apa Mingyu mau—”

“Saya bersedia.”

“Mingyu..?”

“Saya akan menjadi pendamping terbaik bagi Anda,” dengan pipi tersipu, Alpha itu menatapnya. “Jika Anda mengijinkan.”

Ikut memerah pipinya, anak itu pun mengernyit. “T-Tentu aja aku ijinin!” serunya.

“Hmm, permisi~ Ini yang menikah aku atau kalian?” seloroh Yoon Jeonghan, membuat ibunya otomatis tertawa. Makin memerahlah pipi kedua Alpha-Omega yang dimaksud. “Tapi aku senang. Terima kasih, Hong, Kim.”

Mingyu nggak menjawab, hanya balas tersenyum pada Omega itu. Sosok yang nggak pernah lepas darinya semenjak dia menemukannya tersesat di taman bunga kerajaan dan mengajaknya bermain bersama dia dan kakaknya. Dan sekarang, berpuluh tahun setelahnya, mereka berdua akan mengikat janji dan mengatur seluruh negeri ini bersama-sama.

...Betapa ajaibnya, takdir itu.

Dan dia pun...

“Mingyu?” Joshua memandangnya, bertanya-tanya. Kim Mingyu hanya bisa berpikir betapa indah dirinya, sama seperti malam dimana mereka bertemu.

Mingyu menggeleng, memberitahu Omeganya bahwa dia nggak apa-apa. “Maafkan saya, tapi bolehkah saya meminjam kamar kecil?” dia pun berdiri dari duduknya. Ibunya membantu mengarahkan letak kamar kecil dan Alpha itu kemudian berlalu, membiarkan dua Omega dan seorang Beta mengobrol santai.

“Ah, tapi berarti saya harus membuat gaun...”

“Jangan khawatir, Nyonya Hong, nanti akan kukirimkan utusan dari istana untuk menjemput Anda dan Hong. Biar dijahitkan oleh penjahit istana.”

Ibunya tersentak, sedangkan Joshua bengong sejenak.

“M-maksud Anda, saya dan putra saya ke i-istana d-di luar pesta dansa...?”

”...? Iya?” Yoon Jeonghan tersenyum, tampak jelas kalau dia bingung akan pertanyaan itu. “Ah, Hong. Ngomong-ngomong, apa kau tahu kenapa aku memilih musim panas sebagai hari pernikahanku?”

Joshua menggeleng.

“Karena masa estrusku akan datang lagi di musim itu.”

Seketika, Joshua merona. Topik estrus adalah topik yang, hmm, cukup intim untuk dibahas. Biasanya hanya antar keluarga atau orang yang benar-benar berhubungan dekat.

“Cheol sudah menunggu tanganku 30 tahun lamanya. Aku ingin segera memberikannya apa yang dia dambakan selama ini,” dengan senyuman lemah, Yoon Jeonghan memeluk perutnya sendiri. “Dia selalu mengatakan ingin punya 11 anak.”

“Wow,” decak Joshua. “Kalau Mingyu yang minta itu dariku, aku bakal suruh dia aja yang mengandung.”

Yoon Jeonghan pun ketawa lepas.

“Kasihan Kim,” ujarnya, sambil menyeka tangis di sudut mata. “Kalau kau?”

“Aku?”

“Ya. Kapan periode estrusmu?”

“Uuhhhh...,” rasanya bingung banget. Joshua aja nggak pernah bahas ini sama ibunya.

“Oh, apa...,” ibunya menyela. Joshua kemudian perlahan mengangguk. “Oh, begitukah...? Berarti saya harus membawanya ke dokter...”

“Kenapa?” Yoon Jeonghan memutar kepalanya, ke Joshua dan ibunya bergantian, meminta penjelasan.

“Umm, putra saya,” pada akhirnya, ibunya yang menjelaskan. “Karena suatu hal, periode estrusnya tidak tetap. Sepertinya semenjak pindah ke sini, Joshua belum mengalami estrusnya lagi.”

“Kau bercanda?”

Joshua menggeleng.

“Kau tidak bercanda??”

Joshua mengangguk.

“Tapi...,” Yoon Jeonghan membelalakkan mata. “Kalau estrusmu tidak teratur dan sudah lama tidak datang, ketika datang nanti, bisa-bisa feromonmu kekuatannya berkali lipat... Dan...dan kalau ada Alpha yang menciumnya...” Kemudian, ia meneguk ludah. “Aah...jangan khawatir. Kau kan punya Kim! Tenang saja! Dia akan menghalau Alpha yang berniat buruk bila itu terjadi!”

Joshua kemudian menunduk, lalu terdiam sepanjang sisa percakapan ibunya dan Yoon Jeonghan. Saat Mingyu kembali, Alpha itu bertanya pada Joshua, namun si anak menggeleng lagi sambil tersenyum, meyakinkan sang Alpha bahwa semua baik-baik saja.

(“Kau kan punya Kim! Dia akan menghalau Alpha yang berniat buruk bila itu terjadi!”)

Benar.

Lalu, gimana kalau Alpha itu adalah Mingyu sendiri...?

Stop.

Mingyu Alpha yang baik. Mingyu beda dari Alpha lain. Ya. Mingyu nggak akan melakukan itu padanya. Dia tau dampaknya pada diri Joshua. Dia nggak akan ngelakuin hal yang sama pada Joshua.

Tapi, sisi realistis anak itu pun mengoceh, 'Kamu tau darimana? Emangnya kamu kenal dia berapa lama sih? Semua Alpha begitu mencium feromon Omega saat estrus bakal separo gila. Kamu yakin banget nih, kalo Kim Mingyu bakal megang janjinya?'

Joshua mengerjap satu kali. 'Tolol,' hardiknya dalam hati pada pemikirannya sendiri. 'Kalo Mingyu ternyata sama dengan Alpha lain,

well.'

Mungkin tangannya akan merasakan dinginnya sebuah pisau, sekali lagi.