Tuan Seo menutup pintu dengan agak dibanting. Bunyinya nyaring, diiringi kelinting bel kecil di atasnya. Dalam sekali putar, pintu kemudian terkunci. Malam belum turun dan langit masihlah diwarnai semburat jingga ketika Tuan Hong melambaikan tangan perpisahan, yang dibalas sang Beta dengan gestur yang sama. Ia berdiri di depan toko sampai punggung Tuan Hong menghilang di antara kerumunan orang-orang yang bertolak pulang.
Helaan napas panjang adalah jawaban untuk pertanyaan Myungho barusan. Sang Omega duduk di kursi yang disediakan untuk menunggu racikan obat dengan sang Beta berlutut di hadapannya. Ditangkupnya tangan Joshua, menyalurkan kehangatan hati seorang Seo Myungho langsung ke si anak. Aroma Betanya yang penuh wangi pinus membuat beban di perut Joshua mereda sedikit. Ada sesuatu yang menenangkan dari aroma Beta itu, entah apa dan mengapa.
Tiga hari setelah pesta ulang tahun Tuan Kim, Tuan Hong menghilang selama satu setengah minggu. Tuan Kim, yang sudah mengetahui penyebabnya, mengirimkan buah-buahan segar dari lahannya sendiri dan sekerat peti penuh kemejanya. Tidak lupa ia mengirimkan makanan, juga larutan penambah energi yang diracik Tuan Seo dari bahan-bahan alamiah untuk Nyonya Hong, karena menjaga Omega dalam keadaan estrus memerlukan tenaga lebih.
Selepas makan siang dan semua orang berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil untuk berbincang dengan santai di antara sesapan kopi, Tuan Kim menemukan Tuan Hong duduk sendirian di bagian taman yang agak tersembunyi oleh semak yang ditata apik oleh tukang kebun serta berbuncah-buncah bebungaan warna-warni. Di samping bangku yang ia duduki, mekar pohon dengan bunga kecil-kecil warna merah muda pudar yang indah.
Tawa pun membahana. Hangat dan lugas. Dada sang Alpha naik-turun karenanya. Sudah cukup lama dia nggak tertawa seperti itu, membuat bahkan tunangannya agak takjub.