Detak jam besar berpendulum dari ruang tengah kediaman keluarga Kim memenuhi ruang-ruang besar yang sepi. Atas permintaan Joshua, para pelayan diliburkan dari tugas mereka sampai keadaan sang kepala keluarga menjadi lebih baik. Tuan Park, meski enggan meninggalkan tuannya, hanya menunduk dengan patuh. Ia mempercayakan tuannya itu ke tangan Omega pendampingnya, yang membuat Joshua tersenyum simpul mendengarnya.
Seketika, semua orang memiliki sesuatu untuk disampaikan. Mereka berlomba-lomba untuk menyuarakan ketidak setujuan, penyanggahan, beberapa sedang berusaha meresapi apa yang barusan terlontar, yang lain melemparkan pertanyaan demi pertanyaan lanjutan. Di antara kekacauan tersebut, Joshua menyaksikan bagaimana paras suaminya berubah pucat pasi seputih kertas. Mingyu bagai buku yang terbuka. Ia sebingung dan sekaget sang Omega.
Pemanggilan mereka ke istana di hari itu bukanlah okasi kasual seperti biasanya. Alasan pertama yang memperdalam kerutan di kening Kim Mingyu adalah tempat mereka berada sekarang. Bukan ruang kerja pribadi kakaknya, melainkan di aula utama dengan segala kemegahannya. Tidak lupa pakaian dan gestur Tuan Raja beserta pendampingnya yang sungguh formal. Kejanggalan yang begitu jelas di mata sang Alpha.