🌾

soonwoo

#soonwoo

“Gue mau nanya sama lo.”

Wonwoo masih nungguin ibu kantin masakin mie rebusnya dulu, jadi di meja itu cuma ada Soonyoung sama Jihoon pas Jihoon mulai ngomong. Di antara seruputan saus tteokbokki dan 'clak-clak-clak' kunyahan gigi, Soonyoung langsung mengangkat kepala. Tatapnya bertanya.

“Kenapa sih, lo segitunya mau temenan sama Wonu?”

Read more...

#soonwoo

Entah karena pengaruh keberadaan Jihoon atau bukan, yang pasti Kwon Soonyoung lebih diem hari ini. Baguslah, batin Wonwoo. Setidaknya makan siang kali ini bisa lebih tenang dan dia nggak dibombardir pertanyaan demi pertanyaan like usual.

Mereka bertiga duduk di meja kantin, persis di depan mas-mas tteokbokki. Ketika dia dan Jihoon sampai tadi, sudah ada tiga mangkok kertas isi makanan tersebut di atas meja. Satu ditaruh di depan Kwon Soonyoung, dua sisanya dibiarkan berada di tengah meja tanpa penjelasan apapun. Warna kuahnya merah kental dan dibalur begitu banyak keju (yang kayaknya nggak mungkin kecuali si Kwon minta extra extra dari extra cheese pas pesen tadi).

Read more...

#soonwoo

Seungcheol terkekeh, lalu menjatuhkan hapenya ke antara paha. Ia mengubah gigi dari P menjadi D setelah Joshua memasang sabuk pengaman di sampingnya dan mulai menekan gas. Melihat kekasihnya senyum-senyum, ia mau tak mau penasaran juga.

“Kenapa?” tanya Joshua.

“Enggak,” masih senyum. “Kwon Soonyoung nge-WA gue.”

Read more...

#soonwoo

“Nggak paham.”

Soonyoung merengut. “Tapi kan enak...,” protesnya.

Tiga puluh rebu perak buat roti, dikit daging sama sayuran. Buang-buang duit aja,” Jeon Wonwoo berdecak. Ia berkata seolah ia tidak menghabiskan Spicy Bulgogi Toastnya dalam beberapa menit.

Read more...

#soonwoo

Jadi,

Wonwoo duduk di satu sisi. Soonyoung duduk di satu sisi. Di tengah-tengah mereka, ada meja persegi. Meja itu berisikan satu roti panggang (Crispy Chicken Mentai, katanya) dalam tempat karton dan satu cup plastik isi minuman (susu dan...entahlah, warnanya hijau). Selain itu, ada sekantung besar plastik dengan banyak boks putih bertuliskan merk dagang mereka. Plastik yang buru-buru disingkirkan Soonyoung ke kursi lain ketika Wonwoo datang dengan mata menyipit curiga.

Meski begitu, Wonwoo tidak bilang apa-apa.

Read more...

#soonwoo

Pas Wonwoo tiba, wajahnya masam, berkebalikan 180 derajat dengan ekspresi Soonyoung yang tersenyum ceria sampai geliginya kelihatan. Senyum yang seketika lenyap saat ia menatap wajah berkacamata itu.

Read more...

#soonwoo

Sebuah siluet membuka pintu perlahan. Langkahnya ringan penuh kesunyian. Di malam yang tenang dengan lorong terang benderang, adalah sebuah kekontrasan kondisi kamar kelas suite itu dari sisa rumah sakit di luar pintu tersebut. Kamar yang sejatinya mewah itu gelap, hanya bermandikan sinar bulan yang tumpah ruah dari sela-sela tirai. Bunyi tetes infus membuat melodi monoton yang menghanyutkan.

Read more...

#soonwoo

Joshua mendengus, lalu melempar hapenya begitu saja ke nakas. Ia memang tidak punya uang dan hape itu pemberian Hoshi agar ia bisa mudah berkomunikasi dengannya, namun ia tidak peduli walau Hoshi sedang bersamanya saat ini. Ia cukup kesal akan chatnya dengan Seungcheol tadi.

Read more...

#soonwoo

Lari.

Lari.

Ia harus lari.

Read more...

#soonwoo

“Hei, Josh.”

Begitu ia berbalik dan melihat siapa yang datang, sebuah senyuman lebar merekah di wajah Joshua. “Hei,” ia bergeser di bangku, secara refleks memberikan tempat untuk Seungcheol duduk di sebelahnya. Namun, alih-alih langsung duduk, Seungcheol malah menghampiri vending machine dulu.

Read more...