Pagi datang lagi. Hari ini hari Minggu. Tidak ada kerjaan. Tidak ada tanggung jawab apapun untuk ia kerjakan. Wonwoo bangun pukul sembilan lebih tiga puluh dengan kicauan burung yang masih terdengar, bertengger di kabel listrik depan jendela kamarnya. Ada sinar benderang nampak dari celah tirai.
Wonwoo berselimut abu-abu, tanpa kacamata, diam di sana, hanya menatap langit-langit kamar yang kabur.
Pancuran air panas selalu bisa menghilangkan segala resah, segala beban yang menemplok tak mau lepas di punggung. Ketika sepatunya menginjak tanah pekuburan Soonyoung, semua kenangan lama seolah terbuka begitu saja di depan matanya.
โWon.โ
Yang dipanggil tidak kunjung menyadari. Dengan sepasang headphone di telinga dan pejaman mata, lelaki itu seolah hilang ke dunia yang asing, yang tak lagi Mingyu kenali. Kim Mingyu bersandar di kusen pintu, sebuah jas hitam tergantung di salah satu lengannya. Ia tersenyum, kemudian menghela napas.
Nyatanya, memang itu adalah dunia yang Mingyu bukanlah bagian darinya.