286.

#gyuhaooffice

Ketika Jihoon membawa Minghao kembali, Mingyu segera mendekapnya. Dia menangkap mata Minghao yang sembab dan ujung hidung yang memerah dalam sekali tatap dan dia langsung paham.

”....Mau pulang, Hao?”

Dalam pelukannya, Minghao mengangguk lemah.

Terlalu fokus memperhatikan punggung Mingyu yang memboyong Minghao pergi, Jihoon baru menyadari keberadaan suaminya ketika lengan-lengan kuat itu melingkari pinggangnya.

“Buat anak orang nangis lagi, beb?” candanya, sambil mencium telinga Jihoon.

“We talked.”

“About?”

“A lot. Dia kira gue berkomplot sama Gyu dan Chan buat ngejebak dia.”

Seungcheol menggumam.

“Also, we talked about you and Gyu and Joshua.”

Meski jantung Seungcheol sempat melonjak, ia tidak terkejut. Lengan tetap di pinggang. Dagu di pundak Jihoon. Suaminya sudah tahu semua, dari A sampai Z.

Sudah selesai.

Selesai...

“Hoon, boleh ngaku sesuatu?”

Jihoon menoleh, memicingkan mata curiga pada suaminya.

“Cuma satu rahasia kecil,” ringis Seungcheol.

“Yeah...?”

Ringisan menjadi senyuman.

“Aku dulu jatuh cinta sama Joshua.”

Jihoon terpaku.

“Di awal emang enggak....tapi lama-lama, that feeling was there. Aku jatuh cinta sama dia.”

”....Terus...kenapa lo nggak nyatain ke dia? Lo tau kan dia juga cinta sama lo??”

“Yeah,” Seungcheol masih tersenyum. “And so was Gyu.

Hening.

I love my brother more.

Seungcheol memeluknya.

And now, you.