84.
Keheningan yang merentang di antara mereka ganjil banget. Terus terang nih ya, Wonwoo jijik sama orang yang bikin kehaluan mesum akan dirinya dan temennya. Maksudnya, siapa sih yang enggak?? Bayangin lu punya temen deket terus ada orang nggak dikenal yang, nggak ada angin nggak ada ujan ye, nulis titit lu keluar masuk lobang pantat temen lu. Yang nulis sesama laki pula.
APA TIDAK NGERI, JENDRAL????
Dia pikir pelakunya bakal seneng atau bangga (which is even worse) pas dia bilang kalo dia baca, nyatanya, si pelaku aka Seungcheol malah menunduk. Tangannya terkepal, bergerak gelisah di atas lutut. Parasnya pucat pasi. Nggak berani angkat kepala buat natap Wonwoo sama sekali.
'Hmm', batin Wonwoo.
Bibir bawahnya terus-terusan digigitin, nggak sadar kalo bibir itu mulai memerah oleh darah.
“Hoi,” sontak, Wonwoo gamit dagu Seungcheol. “Nanti luka, goblok.”
Seungcheol tersentak, cuma bisa melotot ketakutan pada idolnya. Gigi berhenti menekan bibir bawah. Makin pucat lah mukanya.
“Sori...sori...maafin gue...,” mo nangis, sumpah. Dia yakin matanya udah panas. Malu iya, takut iya, kecewa sama dirinya sendiri juga iya. “Won, I'm sorry...”
Apa yang udah dia perbuat sih? Mereka berempat did nothing but giving him strength every single day, giving him hope buat tetep idup dan buka mata setiap pagi.
Tapi, apa balesan dia, sebagai fans? Ngehaluin bokepan orang di depannya itu sama temennya sendiri.
Ngebikin mereka nggak nyaman.
“Sori, sori....gue.....sori.....,” nggak tau lagi mesti bilang apa. Cuma bisa bilang maaf. Dia bahkan nggak berani berharap Jeon Wonwoo mau maafin dia, cuma bisa berdoa semoga dia nggak dicabut dari status fans dan diban di semua event mereka...
Capek. Wonwoo capek, asli.
“Udah sih, jangan minta maaf mulu, berisik ah,” hela napas dalam. Dia lepas tangannya dari dagu Seungcheol. “Gue bisa maafin lo, asal lo nggak ulang lagi.”
Seungcheol mengangguk cepat, berniat melakukan itu.
”...lagian kayaknya fic lo tuh yang bikin Josh sama Hao jadian...”
Bola mata Seungcheol melebar.
”...dan, jujur, as fucking disgusting they are all over each other, gue baru kali ini liat Josh dan Hao bener-bener seneng...kayak, apa ya, akhirnya, gitu. Paham...nggak?” sialan, kenapa Wonwoo jadi malu juga ya??
Buru-buru, lelaki itu mengangguk lagi. “G-gue juga kaget, jantung gue masih deg-degan..y-ya gimana, mereka indehoy persis belakang punggung gue—”
“I knoowww,” Wonwoo nimpalin. “Lu harus tau ya, anjing parah banget?? Sebelom manggung, mereka ciuman mulu di pojokan?? Lebih parah lagi di dorm ya, gue literally harus masang headset, nyetel lagu kenceng-kenceng tiap malem cos they're fucking loud!”
“Wow....”
“Untung Bang Jihoon ngelarang mereka PDA di panggung,” decakan. “Kalo nggak, gue yakin mereka bakal ciuman dan grepe-grepe juga sepanjang konser...”
“Ini....,” dahi Seungcheol berkerut. “....baru jadian banget ya?”
Wonwoo mengedikkan bahu sambil lalu. “Dua apa tiga hari gitu, agak lupa,” selorohnya.
“Pantesan!” spontan dia ketawa. “Ah, young love. So cute!”
“Cute?” mimik Wonwoo jelas menunjukkan rasa jijik.
”.....Lo nggak oke kah sama gay?”
“Gue nggak punya masalah sama sekali.”
“Oh,” Seungcheol menghembuskan napas lega. “Emm, hei, Jeon Wonwoo. I mean. Umm.” Berusaha nggak nundukin kepala lagi, alih-alih dia mainin jari-jemarinya. “Listen, I'm sorry. I'm really, really sorry. Alesan gue ngeship lo sama Hao semata karena gue pikir dinamika lo berdua oke banget, so much sampe gue keterusan dan mikir gimana kalo sebenernya kalian naksir satu sama lain...”
Dijilatnya bibir.
”...which, of course, halu. Nggak bener. Sumpah gue bikin fic R18 itu...salah. Dan gue udah bikin lo nggak nyaman. Gue nggak mau itu....gue...gue nggak mau bikin siapapun nggak nyaman, especially the four of you...I'm sorry....”
Hampir nangis, dia.
“Gue nggak akan ulangin lagi. Gue bakal deact akun itu. Gue...gue cuma berharap nggak diban dari acara kalian dan tetep dibolehin ngestan kalian...cos I love you!“
Wonwoo kaget.
“No-I-I-I mean-I love you as in your group! I love all of you! Your songs! Your dance! Your very existence! Gue-gue-”
Goblok, Cheol, napa sih lo salah ngomong terus. Salah aja terus, fuck...abis udah...