258.

#minwonabo

Mingyu bersandar di dinding. Di seberangnya, Wonwoo sedang duduk, bercerita dengan semangat pada Jeonghan di ranjang rumah sakitnya. Sang Omega yang lebih tua itu mendengarkan sambil tersenyum, sesekali mengangguk ceria. Terpancar kebahagiaan yang nyata dari Jeonghan. Pasti rasanya sangat sepi selama seminggu dirawat di rumah sakit.

Seungcheol, dengan mata merah dan kantung mata yang lebih dalam akibat kurang tidur, bersandar di sebelah Mingyu.

“Kalian ada apaan?”

Mingyu menoleh perlahan, lalu tersenyum simpul. “Nggak ada apa-apa kok, Bang,” jawabnya. Tangan ia masukkan ke saku.

“Beneran? Soalnya atmosfer kalian nggak enak,” Seungcheol mengernyitkan hidung. “Biasanya bau kalian manis banget, sampe bikin eneg.”

Mingyu mendengus geli. “Nggak kok, Bang. Nggak ada apa-apa. Justru gue yang mau nanya. Lo nggak apa-apa, Bang? Muka lo kaco banget,” ia menatap Seungcheol dengan rasa cemas. Takut, beneran, kalau mendadak Seungcheol ambruk.

“Capek gue,” aku sang Alpha pelan-pelan, berusaha agar tidak terdengar Jeonghan. Bahunya turun, nampak lemas. “Musti info WO kalo kita undur nikahan, pada protes vendor-vendor yang kita pake, duit nggak balik karena udah H-7...” Seungcheol menghela napas. Ia menekan kedua kelopak matanya. “Pusing gue, Gyu, duit buat nikahan udah abis. Gue nggak tau bakal bayar gimana nanti...”

“Bang,” Mingyu menepuk pundak Seungcheol. “Sori, bukan gue maksud menghina elo, tapi...kalo lo perlu duit...gue ada...”

Seungcheol menunduk, malu sebagai Alpha karena harus mengemis untuk membahagiakan Omega-nya. “Sori ya, Gyu...gue...gue pikirin dulu...,” bisiknya.

“Nggak apa, Bang. Lo sama Hani udah kayak kakak gue sendiri. Kalo gue bisa bantu lo berdua, gue bakal seneng banget kok.”

Seungcheol tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepala menatap Jeonghan yang kini sedang mengusrek rambut Wonwoo, sementara Omega yang lebih muda itu mendengkur bahagia.

”...sori ya, Gyu...”

Mingyu hanya menepuk-nepuk lagi bahu Seungcheol, tidak berkata apapun.

“Lo juga, buruan baekan sama Wonwoo. Bau kalian nggak enak.”

Mingyu pun hanya bisa tersenyum sedih.