232.

#minwonabo

(โ€œNtar malem juga ketemu.โ€)

Rasanya Mingyu ingin gigit lidahnya sendiri. Pasalnya, pas dia buka pintu depan, rumah besar itu gelap. Cuma sepatu yang dilepas sembarangan di depan pintu lah yang menenangkan hatinya, bahwa Wonwoo sudah pulang dalam keadaan selamat.

Mingyu menghidupkan lampu. Ruangan bawah sangat sepi. Wonwoo memang tidak bisa memasak, karena itu ia tidak heran kalau tak ada makanan hangat menantinya di rumah, tetapi biasanya Omega-nya akan menuruni tangga lalu melompat ke pelukan Mingyu, atau, di hari-hari lain yang lebih normal, Wonwoo akan menyambut kepulangan sang Alpha dengan pelukan dan ciuman.

Malam itu, nihil.

Mingyu mendesah. Ia sedang tidak mood memasak makan malam. Lagipula, Wonwoo mungkin sudah makan bersama Alpha di tempat kerjanya. Ia mengernyit atas pemikirannya sendiri. Melepas dasi, ia berjalan menuju kamar mereka, berharap Wonwoo menantinya pulang dan meluruskan segala hal ini.

Alangkah kagetnya Mingyu ketika pintu itu dikunci.

Kamar Wonwoo bukan lagi kamar mereka berdua. Kamar Wonwoo kembali menjadi kamar Wonwoo. Dan kamar Mingyu adalah...

Ia menoleh ke arah pintu yang hampir tak pernah ia buka lagi semenjak malam-malamnya dihangatkan tubuh Wonwoo. Kamar yang disiapkan Wonwoo untuknya, dicat sendiri oleh mereka, lalu ke IKEA, belanja ranjang dan yang lainnya, dan bagaimana heat Wonwoo mencuri perhatian seluruh Alpha di toko itu...

Mingyu terlalu lelah untuk berpikir. Ia hanya mengecup pelan permukaan pintu kamar Wonwoo satu kali, bergumam tanpa suara, 'selamat tidur, Sayang', lalu menuju kamarnya sendiri yang dingin.