202.

#soonwoo

Uji pacaran. Bang Cheol pacaran. Wonu au dah dimana kagak bales WA, kali lagi diculik sama si Kwon Soonyoung itu, diseret halan-halan. Sad. Sepi bener emang circle pertemanan kalo sana-sini dah ada gandengan, minwail yu stay single stay jombs.

Jun menyekrol history chat WA-nya yang super panjang. Padahal Jun temennya banyak lho sebenernya. Kagak paham aja kenapa hari ini, persis saat ini, lagi pada sibuk semuanya. “Aaaah...,” sekrol-sekrol-sekrol balik ke atas lalu, nggak sengaja, dia berhenti persis di chat dimana dia udah diblok sama pemilik nomor tersebut.

Dua kali dia nge-chat. Dua kali diblok. Dua kali perlakuan yang sama ternyata bisa juga ngebuat Wen Junhui mikir-mikir mau terabas chat ketiga ato enggak. Lebih daripada ditolak, dia jadi mikir apa Minghao ngerasa nggak nyaman dia tembak ala tahu bulat gitu ya?

((Menurut ngana aja bro))

Hela napas panjang. Jun menaruh hapenya di meja bulat kecil dan mengangkat gelas bantet bermotif kucing isi strawberry milk kegemarannya di kafe itu. Bukan susu stroberi, tapi stroberi dibejek sama gula menjadi selai, lalu dituang susu dingin. Kebetulan emang lagi musim stroberi, jadi banyak menu menggunakan buah itu di berbagai tempat, termasuk kafe langganannya yang terletak persis di depan komplek perumahannya itu. Kafe yang bernuansa kucing tanpa benar-benar ada kucing, kecuali kucing sekitar kafe yang memang disediakan makanan dan minuman oleh pemilik kafe dan suka terkadang mampir ke sana.

Jun minum sambil bengong memandangi jalanan dan mentari pagi menuju siang melalui etalase kaca yang besar.

Klining.

“Selamat datang.”

Akhirnya ada tamu selain dirinya. Namun, masih asik memandangi orang dan kendaraan lalu-lalang, Jun nggak terlalu mengindahkan. Dia mendengar tamu itu memesan matcha latte, lalu berjalan menjauhi kasir. Sambil menunggu pesanannya, tamu itu melihat-lihat display dekat pintu masuk yang memajang pernak-pernik berbau kucing orisinil buatan si pemilik kafe. Jun sendiri sering membeli sesuatu dari sana karena, selain ada hubungannya dengan kucing, barangnya pun kebanyakan berguna, seperti kaus kaki, tatakan hape, mousepad, dan sejenisnya.

Tamu itu melihat-lihat, mengambil satu set bookmark dan mendesah perlahan. “Gemes banget...,” bisiknya, sambil mengelus permukaan bookmark. Packagingnya juga sangat menggemaskan.

Telinga Jun berkedut. Dia pernah dengar suara itu nggak lama berselang. Asing, tapi juga familier. Suara yang sama yang memanggil pelayan dan memesan teh di kafe yang lain.

Kali ini, Jun menolehkan kepala amat pelan untuk memandang, benar-benar memandang, tamu itu. Dan matanya membulat. Berdiri tak jauh dari dirinya adalah orang yang telah memblok WA-nya sampai dua kali. Orang yang membuatnya bengong sampai ngeces di kafe sebelumnya saking gantengnya, saking 'tipe gue banget'-nya.

Orang dengan ujung telinga lancipnya agak memerah karena senang menemukan begitu banyak pernak-pernik lucu berbau kucing yang merupakan kegemarannya selain membaca.

Xu Minghao.