197.

#minwonabo

Wonwoo mendorong piringnya yang telah kosong. Kini ia berjuang menghabiskan segelas besar parfait. Seokmin hanya menontonnya, tertawa kecil ketika mendapati Omega itu begitu serius akan makanannya.

“Pelan-pelan ntar keselek,” selorohnya.

“Berisik ah,” Wonwoo mengerutkan kening. Lalu, ia menyuap es krim vanilla dengan potongan buah stroberi. “Terus?”

Seokmin meringis. “Ya menurut lo? Dia sekarang hidup?” Wonwoo berpikir betapa Alpha di depannya itu memiliki mulut yang tajam walau senyumnya selalu manis. “Dokter bilang Joshua mau ketemu sama gue. Buat terakhir kali. Mingyu langsung senderan di tembok pas denger itu. Hati gue langsung kayak, idk, pooff! Ilang. Terjun bebas ke perut gue.

Pas gue masuk, dia masih hidup. Dikelilingin alat-alat yang gue nggak tau itu semua buat apaan. Gue pegang tangan dia. Dia senyum ke gue. Gue pasti udah kacau mukanya. Nangis, panik, nggak bisa mikir, semua nyampur jadi satu.

Dia...dia bisik ke telinga gue..

...minta gue klaim dia.”

Seokmin mengusap wajah, lalu menekan kelopak matanya, menahan air mata agar tidak turun ke pipinya di ruang publik begini. Dia menghela napas berat, penuh akan penyesalan.

“Gue gigit dia buat pertama dan terakhir kalinya. Ikatan itu...yang harusnya gue bisa bikin sama dia jauh sebelum itu...Rumah dekat laut, ciuman selamat pagi dan selamat tidur, anak-anak yang berlarian sama anjing piaraan kita...harusnya gue sama dia bisa punya—”

He choked on his own breath.

Fuck.

Fuck.

Seokmin menggeser sedikit kerah kausnya. Ada, di sana, persis di scent glandnya, sebuah bekas gigitan permanen. “Joshua Omega gue. Dan gue Alpha dia. Dia milikin gue sampe ke liang kubur dia,” ada nada bangga yang ganjil dari suaranya. “Dan dia milik gue seorang sampe gue mati nanti.”

Wonwoo mengangguk. Instingnya paham benar akan perasaan itu. Alpha dan Omega yang saling menginginkan satu sama lain, bahkan kematian tidak bisa memisahkan mereka. Dia berpikir apakah Mingyu juga merasa begitu terhadapnya.

“Makanya lo nggak usah khawatir bego gitu. Gue nggak tertarik sama lo. Gue udah diklaim,” ringis jahilnya kembali mengembang, membuat Wonwoo ingin menusuk garpunya ke mata sang Alpha.

Untuk beberapa saat, mereka terdiam.

“Tapi kamu...udah nggak apa-apa?”

Seokmin tidak menjawabnya, hanya tersenyum lembut.