17.

#minwonstupid

“Udah?”

Mingyu berkedip beberapa kali. Sebuah tepukan di bahu dan, ketika dia menoleh, Seokmin sama Minghao berjalan ke arah yang berbeda.

“Woi!” panggilnya. “Kok lo ninggalin gue??”

“Titip ya, Bang!”

Nggak mengindahkan protes Mingyu, Seokmin nyengir makin lebar. Minghao ikut ketawa geli. Kasak-kusuk, mereka berdua sengaja mempercepat langkahnya, meninggalkan Mingyu hampir mau nangis di pinggir jalan sendirian.

Well, secara teknis, dia nggak beneran sendirian sih...

“Yok.”

Wonwoo tersenyum. Dia menaruh topi fedora yang dia pakai ke kepala Mingyu, kemudian ditekannya topi itu, sengaja. Mingyu cuma bisa manyun.

“Ngapain lo make topi malem-malem, Bang? Freak,” gerutunya.

Mendengar itu, Wonwoo ketawa. “Gue pergi dari siang, kok. Terus kata Hao lo minta gue jemput di sini,” ucapnya, sambil berjalan satu langkah di depan Mingyu.

Kaki Mingyu berhenti.

“What?“

What.

“Yah, gue pikir kalo gebetan lo yang jemput, pasti lo seneng kan?” lelaki yang lebih tua mengangkat bahu sambil lalu. “Palingan ntar temenin gue mampir ke mini mart deket kostan yak. Gue laper berat nungguin lo.”

....Makin bingung aja dah gua.

“Bang.”

Blug.

Kayaknya seluruh beban tubuh Mingyu ditumpangkan ke bahu Wonwoo yang dia rangkul. Hampir aja si Wonwoo jatoh ke trotoar kalau Mingyu nggak memeganginya sekalian di bahu.

“Anjing, gue hampir jatoh—”

“Lu napa sih, Bang? Tiba-tiba nuduh gue naksir sama lo di gc kita tuh, maksud lo apa?”

Mata Wonwoo membulat. Dia menaikkan kacamata, lalu menoleh, tersenyum menatap Mingyu yang nampak serius.

“Gue nggak nuduh lho.”

”?? Maksudnya??”

Senyuman berubah sedikit menjadi ringisan, tapi nggak ada jawaban lagi.

“Lo...nggak lagi ngerjain gue kan, Bang?”

Gelengan kepala.

“Seriusan nih.”

Anggukan. Mingyu menelisik raut muka Wonwoo sejenak, mencari tanda-tanda kebohongan di sana, tapi dia nggak nemu. Walhasil, dengan SUNGGUH BERAT HATI, Mingyu terpaksa percaya sama Wonwoo.

“Ya udah,” ditaruhnya balik topi fedora ke kepala Wonwoo.

(“Jangan-jangan tuh geng 96 taruhan.”)

“Ntar beli ramyeon dua sama telor. Makan di sana aja. Kalo di kostan, pasti gue dicengin dah makan sama lu sekarang.”

Wonwoo cuma ketawa. Lagi.

(“Masuk akal.”)