161.
...............
“APA-APAAN INI???”
“Oh, Cheollie~” Joshua, bermuka merah, memanggil Seungcheol agar masuk. Di kamarnya telah berkumpul semua member Hit dengan berbagai makanan dan...dua botol minuman. Gelas-gelas di tangan mereka menandakan pesta telah berlangsung agak lama. “Sini, ayo sini, duduk sini~“
Seungcheol menoleh ke arah Jihoon, yang tidak minum alkohol karena tidak suka, dan lelaki itu hanya menaikkan bahu sambil lalu.
“Nah, Cheol di samping Wonwon ya~” Joshua mendudukkannya di sofa. “Aku di atas pacarku~” Berkata begitu, ia pun duduk mepet ke Minghao. Satu kaki menyampir di atas pangkuan kekasihnya, yang langsung dielusi penuh sayang. Minghao rupanya ikut mabuk.
“Hmm~ daddy~” seakan tak peduli keberadaan yang lainnya, Joshua memeluk dan menciumi rahang Minghao, ke pipi, lalu digigitnya ujung hidung kekasihnya, membuat yang bersangkutan terkekeh kegelian. Minghao menghentikan telusuran kekasihnya untuk mengklaim bibir dengan bibir, memagut dan menyesap dengan berisik.
Muka Seungcheol merah padam, teringat ketika ia terbangun oleh suara erangan Joshua dan Minghao di belakang punggungnya kemarin dulu.
“For fuck sake, get a room...,” gerutu Jihoon. Uring-uringan, karena ia sudah meninggalkan pacarnya hampir sebulan lamanya. Begitu pulang, dia akan hilang dari dorm 2-3 hari, sepertinya.
“We are in our room, Hoonie,” dengan bunyi kecupan keras, Joshua meninggalkan bibir Minghao, namun tetap dekat sehingga ujung bibir Joshua yang bergerak sanggup menyentuh ujung bibir Minghao, membuat kekasihnya makin gila. Dia bisa merasakannya. Di bawah kaki yang ia sampirkan. Berkedut dan agak menegang.
Jihoon menghela napas. Bukan hal baru melihat mereka bermesraan, sejujurnya, tapi ia tidak ingin mengkhianati pacarnya. Mungkin setelah ini ia akan menghidupkan video call dan memuaskan hasrat yang terpendam.
“Seungcheol, lo—”
Jihoon menoleh, hanya untuk melihat bagaimana Seungcheol memperhatikan Wonwoo di sampingnya, terlelap setelah menenggak empat gelas. Ia tidur dengan senyuman di wajahnya, entah tengah memimpikan apa.
Refleks, Seungcheol ikut tersenyum. Jihoon juga melihat bagaimana tatapan itu berisikan makna di baliknya, sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kekaguman terhadap idolanya maupun rasa sayang sebagai teman. Dan, perlahan, Seungcheol melayangkan telunjuknya untuk menekan pipi gembil Wonwoo.
Jihoon segera mengalihkan pandangan. Ia jadi tidak enak. Rasanya...rasanya ia baru saja menyaksikan sesuatu yang intim, bahkan Joshua dan Minghao pun berhenti bercumbu. Joshua kemudian mengambil handphonenya dan mengambil foto.
“Oi, Joshua!” desis Jihoon.
“Nggak apa kan, Hoon? Hadiah,” lelaki itu melirik jahil. “Buat si meong kalo dia bangun nanti.”
Joshua mendongakkan leher. Sentuhan di belakang kepala Minghao membuat kekasihnya segera menciumi sekujur leher yang terpampang. Ia sangat suka ketika Minghao mabuk. Lelaki itu akan keluar kendali dan membuat bokongnya perih keesokan harinya.
“I'm outta here,” dengan decak kesal, Jihoon bangkit. “Oi, Cheol!”
Yang dipanggil terkejut, baru tersadar.
“Bawa tuh Wonu ke kamar kalian. Gue balik.”
“Makanan gue—”
“Tuh,” tunjuk Joshua. Seungcheol makin malu mendapati Joshua sudah terbuka tiga kancingnya dan Minghao tengah menyesap kulit putih di dadanya. “Bawa aja. Sekalian sama Wonwon. Have fun with your cute kitty, Cheollie~“